Agar Tidak Celaka Menjalani Puasa di Bulan Ramadhan

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.

AGAR TIDAK CELAKA
MENJALANI PUASA DI BULAN RAMADHAN

Puasa Ramadhan


Assalamualaikum Wr. Wb, Agar tidak celaka menjalani puasa di Bulan Ramadhan ada beberpa hal yang harus kita perhatikan karena tidak terasa kita sudah memasuki Bulan Syaban Tahun 1441 Hijriah dimana semua catatn amal kebaikan kita ditutup dan diganti dengan lembaran catatan amal yang baru dan tentunya kita sebagai umat muslim sudah mau mulai merasakan lagi hangatnya bulan penuh berkah yakni bulan Ramadhan. Bulan dimana penuh kebahagiaan, kebaikan, keistimewaan serta bulan yang didamba – dambakan kedatangannya dari bulan – bulan lainnya.




Awal mula kata Ramadlan berasal dari kata ramadla, ramadl/ramdla. Ini dijelaskan oleh Ibn Manzhur berkata bahwa, “Ar-Ramadl/ar-Ramdla adalah panas yang menyengat (Lisan al- ‘Arab 7:160).Ibn Duraid juga mengatakandikutip dari Ibn Manzhur bahwa, “Tatkala orang-orang menamai bulan-bulan dalam Bahasa klasik, mereka menamainya disesuaikan dengan masa yang ada. Dan pada saat itu kebetulan Ramadlan berada pada masa-masanya panas menyengat dan sangat panas, sehingga dinamakan ia dengan Ramadlan.” (Lisanul-‘Arab 7:162).




Adapun Ibn Manzhur berpendepat lagi bahwa, “Bulan Ramadlan : Diambil dari kata ‘Ramidla as-sha’im yarmadhu’ yaitu ketika tenggorokannya panas disebabkan sangat haus.”(Lisanul-‘Arab 7:162).








Di dalam ajaran Islam,  ibadah pada bulan Ramadlan, khususnya puasa Ramadlan merupakan salah satu pilar dari lima pilar Islam atau bisa disebut dengan rukun Islam. Disamping itu juga Allah Swt sebelumnya sudah menegaskan tentang kewajiban shaum pada bulan ramdlan di dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 183. (Silahkan buka Al-Qur’annya)




Selain itu perlu kalian tahu bahwa Ramadlan itu bukan hanya sekadar shaum saja karena pilar shaum Ramadlan tersebut tidak berdiri sendiri, karena didalamnya terdapat penopang-penopang ibadah lainnya seperti qiyam ramadlan, qiyam lailatul-qadar dan tadarus al-Qur’an. Maka dari itu kita harus senantiasa memperhatikan semua ibadah tersebut, tidak hanya shaumnya saja tetapi kita harus bisa menyeimbangkan antara shaum Ramadhan dengan penopang-penopang ibadah lainnya. Kesalahan umum ini sering ditemukan di kalangan masyarakat muslim karena mereka mengasumsikan bahwa shaum ramadlan itu ibadahnya hanya shaum saja tidak ada ibadah – ibadah lainnya. Padahal disamping itu Ramadhan tidak hanya shaum saja, tetapi ada juga qiyam ramadlan, qiyam lailatul-qadar dan tadarus al-Qur’an karena itu semua yang mempengaruhi kesuksesan shaum ramadlan itu sendiri.




Perlu anda tahu bahwa dengan kita mengabaikan sebagian dari itu sama saja dengan kita secara sadar membiarkan diri celaka dibulan ramadlan. Adapun maksud dari membiarkan diri celaka dibulan ramadlan adalah sebagai berikut :




1.Orang yang mengalami bulan Ramadlan tetapi tidak mengamalkan shaum Ramadlan dan ibadah lainnya, ia pasti “celaka”. Karena semestinya ia memanfaatkan untuk menghapus dosa-dosnya bukan berani meninggalkan shaum Ramadlan dan ibadah penopang-penopang lainnya.




2.Celaka bagi orang-orang yang menjalani shaum dibulan ramadlan, ketika bulan ramadlan itu selesai tidak menjadikannya ia bertaqwa sehingga dosa-dosanya tidak diampuni. Karena meskipun ibadah Ramadlan dijalankan tetapi tidak menjadikannya ia bertaqwa, itu pertanda bahwa tidak diampuni dosa-dosanya.




Selanjutnya seperti yang kita ketahui shaum Ramadlan mencakup shaum secara syari’at yaitu meninggalkan makan, minum dan hubungan badan suami dan istri di waktu siang. Adapun secara haqiqat yaitu shaum dari perkataan, dan perbuatan yang tidak baik, termasuk shaum hati. Sementara itu qiyam Ramadlan adalah shalat Tarawih dibulan ramdlan, dimana kita harus senantiasa menjaga shalat tarawih tersebut. Selain itu juga ditambah dengan tadarus al-Qur’an yang rutin yang juga hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW disetiap malam Ramadlan. Terakhir yaitu qiyam lailatul-qadar yang artinya terjaga menyambut lailatul-qadar disepuluh hari terakhir Ramadlan, termasuk didalamnya melakukan I’tikaf.




Sementara itu “Ramadlan” bukan hanya dibulan ramadlan, dimana semua ibadah dibulan ramadlan diatas tidak hanya diamalkan ketika terkadi dibulan ramadlan saja, tetapi juga harus dipertahankan sampai sesudah ramadlan. Sebab hal itu tetap celaka juga jika Ramadlan selesai dosa-dosa tidak diampuni. Jika kalian ketahui bahwa pengampunan dosa itu sendiri adalah sebagian dari taqwa.




Mungkin itulah kiat – kiat agar kita tidak celaka menjalani puasa di Bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat. Mohon maaf bila terdapat kesalahan penulisan karena itu adalah murni kesalahan saya sendiri. Waalaikumussalam Wr.Wb




Baca Juga :