Biografi Singkat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.

BIOGRAFI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Biografi Nabi Muhammad SAW


Assalamualaikum Wr. Wb. Biografi Singkat Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad Saw merupakan Rasul terakhir yang di angkat oleh Allah Swt untuk menjadi pembimbing bagi seluruh umat manusia agar kembali ke jalan Allah Swt. Beliau berdakwah mengajak kepada jalan kebaikan membuat yang bengkok menjadi lurus, membuat yang lurus menjadi kokoh tegak berjuang di jalan Allah Swt.

1.Urutan Nasab Nabi Muhammad Saw

Rasulullah Saw adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Ibnu Khazimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Ma’ad bin Adnan (Adnan merupakan anak dari Nabi Ismail AS). Inilah yang menjadi awal dari garis nasab Rasulullah SAW yang disepakati oleh para penulis ahli biografi dan nasab.

2.Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad Saw di lahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah serta para ahli penulis biografi menetapkan bahwa kelahiran Nabi Muhamad pada bulan April tahun 571 Masehi. Diaman pada tahun inilah Makkah berusaha diserang dan ingin mengahancurkan Ka’bah yang mulia oleh Raja Abrahah Al- Arsyam. Akan tetapi Allah SWT melindungi Makkah dan Ka’bah dengan menghentkan serangan Raja Abrahah dan mengancurkan pasukannya sebagai tanda kekuasaaan Allah Swt bagi umat manusia. Peristiwa ini telah dijelaskan oleh Al- Qur’an dalam Surah Al- Fil.



Nabi Muhamad Saw dilahirkan di perkampungan klan Bani Hasyim yaitu dirumah Abu Thalib, beliau dilahirkan dalam keadaan yatim karena Ayah Nabi Muhammad , Abdullah telah meninggal dunia ketika ibunnya Aminah binti Wahab sedang hamil dua bulan. Ketika itu Nabi Muhammad di rawat oleh kakeknya yaitu Abdul  Muthalib dan si susui oleh seorang perempuan dari Bani Sa’ad bin Bakar yang bernama Halimah binti Abu Dzuaib Abdullah bin Al- Harits.

3.Peristiwa Pembelahan Dada

Peristiwa pembelahan dada ini dilakukan oleh Malaikat Jibril dan terjadi ketika Nabi Muhammad berada di lembah Bani Sa’ad. Pada saat itu Halimah sangat mengkhawatirkan akan keselamatan Nabi Muhammad Saw. Maka dari itu Halimah mengembalikan beliau segera kepada Ibunya Aminah binti Wahab ketiak sudah berusia 5 tahun.



4.Wafatnya Ibunda Nabi Muhammad Aminah dan Perawatan sang Kakek terhadap Nabi Muhammad Saw

Ketika Nabi Muhammad Saw  di susui dan di rawat oleh Halimah binti Abu Dzuaib Abdullah bin Al- Harits kurang lebih sampai dengan usia Nabi Muhammad berusia 5 tahun, kemudian Halimah memberikan beliau kepada Ibunda nya pada usia tersebut. Nabi Muhammad Saw berada pada perawatan sang ibunda selama satu tahun, sampai sang bunda Nabi Muhammad meninggal dunia karena sakit sepulang berziarah ke makam suaminya yaitu Abdullah di Yatsrib. Ketika dalam perjalanan pulang Aminah bersama anaknya Muhammad dan seorang pembantunya yang bernama Ummu Aiman serta Abdul Muthalib Kakeknya Nabi Muhammad, Aminah meninggal dunia karena sakit diperjalanan di wilayah Abwa yang terletak di antara Makkah dan Hudaibiyah, kemudian pada saat itu Abdul Muthalib memeluk Nabi Muhammad ketika ibunda nya meninggal dunia.

5.Wafatnya Abdul Muthalib dan Perawatan Abu Thalib terhadap Nabi Muhammad SAW

Ketika Nabi Muhammad Saw berada pada perawatan sang kakek Abdul Muthalib sejak dari wafatnya sang bunda Aminah. Pada saat itu ketika kakeknya meninggal dunia, Nabi Muhammad baru berusia 8 tahun dan pada saat itu pun perawatan Nabi Muhammad Saw yang merupakan cucu Abdul  Muthalib diserahkan kepada Abu Thalib yaitu paman Nabi Muhammad Saw.

6.Perawatan Abu Thalib terhadap keponakannya, Muhammad SAW

Pada saat itu semenjak sepeninggalan kakeknya Abdul Muthalib, Abu Thalib merawat Nabi Muhammad dengan sangat baik. Ia bahkan lebih menyayangi Muhammad dibanding dengan anak-anaknya sendiri. Ia merawatnya selama kurang lebih 24 tahun. Abdul Muthalib melindungi beliau dari segala macam ancaman sampai Abu Thalib meninggal dunia pada 10 tahun setelah masa kerasaulan.




7.Peristiwa - peristiwa penting yang terjadi pada Fase ini hingga Masa Kerasulan Muhammad SAW

a.Bekerja sebagai pengembala. Pada awal masa remajanya beliau menggembala untuk membantu sang paman Abu Thalib dalam menyelesaikan pekerjaannya.



b.Bertemu dengan pendeta Bahira ketika masih anak – anak. Ketika Nabi Muhammad berusia 12 tahun beliau bersama pamannya pergi ke Syam untuk berdagang. Pada saat itu ketika sampai di sebuah kota bernama Busyra, Nabi Muhammad sudah di kenali oleh seorang pendeta ditempat itu yang bernama Busyra. Pendeta itu pun langsung menyuruh dan memerintahkan Abu Thalib untuk mengajak keponakannya, Muhamad untuk pulang ke Mekkah dan jangan pernah kemabali lagi ke Syam. Karena menurut pendeta tersebut, nyawa Nabi Muhammad Saw berada dalam bahaya jika orang – orang Yahudi dan Romawi mengetahuinya.



c.Perang Al- Fijar. Ketika beliau (Nabi Muhammad) berumur 14 tahun (hampir 15 tahun) ia menyaksikan perang Fijar, perang ini terjadi antara suku Quraisy bersama sekutunya suku Kinanah, melawan suku Hawazin. Pada saat itu beliau juga ikut membawakan anak panah menggunakan serban. Adapun perang itu di sebut dengan Al- Fijar karena jalan lebar diantara dua bukit dan pada saat itu kehormatan Makkah dan bulan suci itu telah dilanggar.



d.Koalisi Al- Fudhul. Koalisi atau sumpah ini dilaksanakan dan terjadi ketika kaum Quraisy sudah kembali dari perang Al- Fijar. Pada kesempatan itu Bani Hasyim, Bani Zahra, dan Bani Tayim bin Murrah berkumpul di rumah Abdullah bin Jad’an. Adapun maksud dari koalisi ini adalah mereka berjanji akan saling membantu. Mereka akan bersatu dan membantu orang – orang yang di zalimi serta melawan orang – orang yang zalim untuk mengembalikan hak orang yang di zalimi. Maka dari itu kaum Quraisy menyebut koalisi Al- Fudhul untuk kemuliaan (al- fadhl) dalam urusan ini. Pada koalisi ini Nabi Muhammad Saw menyaksikan perjanjian itu yang merupakan kebanggan dari orang Arab sebelum adanya Islam.

8.Perdagangan dan Pernikahan dengan Siti Khadijah 

Pada usia remaja sekitar 25 tahun Nabi Muhammad beralih profesi menjadi pedagang, beliau berdagang bersama As- Saib bin Abi As- Saib Al- Makhzumi, pada saat itu Nabi Muhammad pergi ke Syam untuk berdagang dan beliau membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid, seorang perempuan yang mulia dan kaya dari kalangan suku Quraisy.  Ketika itu Nabi Muhamad ditemani oleh seorang pelayan milik Khadijah yang bernama Maisarah.



Keika Nabi Muhammad kembali, pada saat itu Khadijah mendengar dan meilhat sendiri sikap amanah dan tanggung jawab beliau, sikap seorang yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Oleh sebab itu, Khadijah berniat untuk menikahi Nabi Muhammad dan niatnya pun kemudian ia sampaikan kepada sahabatnya bernama Nafisah binti Munabih. Nafisahlah yang menyampaikan keinginan Khadijah kepada Nabi Muhammad dan beliau pun menerima tawaran pernikahan tersebut. Pernikahan itu lantas di laksanakan ketika Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun dan Khajidah berumur 40 tahun. Sebelumnya Khadijah pernah menikah dua kali, dan Khadijah hidup bersama Nabi Muhammad selama 25 tahun. Ia menjadi istri yang sangat baik terhadap suaminya dan menjadi ibu yang baik bagi anak – anaknya. Pada saat itu Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal dunia. Ia meninggal dunia ketika mendapatkan semua anak – anaknya dari Nabi Muhammad, selain dari Ibrahim yang lahir dari Maria Al- Qitbiyyah.


9.Membangun Ka’bah dan menyatukan kabilah – kabilah. 

Ketika Nabi Muhammad berusia 30 tahun, orang – orang Quraisy berniat membangun Ka’bah kembali yang sudah dalam kondisi memprihatinkan karena guncangan gempa yang sangat kuat. Pada saat itu kabah di hancurkan kembali untuk di renovasi, setiap kabulah ikut andil dala pembangunan Ka’bah tersebut. Ketika tahap peletakan Hajar Aswad, para kabilah itu bersitenggang siapa yang berhak mendapatkan kemuliaan untuk meletakan Hajar Aswad itu pada tempatnya ?. Akhirnya, Abu Umayah bin Al- Mughirah Al- Makzumi mengusulkan penyelesaian ketegangan itu bahwa siapa pun yang esok paling pertama masuk ke Masjidil  Haram, dialah yang berhak meletakan Hajar Aswad tersebut. Allah Swt berkehendak bahwa orang pertama yang masuk ke Masjidil Haram adalah Nabi Muhammad Saw. Ketika mereka mengetahui bahwa orang yang pertama kali masuk ke Masjidil Haram adalah Nabi Muhammad Saw, mereka semua menyatakan, “ Kami rela terhadap orang yang terpercaya ini (Al –Amin) Nabi Muhammad Saw lantas pada saat itu meletakan Hajar Aswad di tengah sorbannya dan meminta para kabilah – kabilah untuk membantu memegang kedua ujung sorbannya itu. Mereka lantas mengangkat Hajar Aswad bersama sama dan ketika sampai ditempat peletakannya, Nabi Muhammad Saw pun mengangkat Hajar Aswad dan meleakkan di tempatnya.



Mungkin itulah beberapa Biografi Singkat Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat dan Mohon maf bila terdapat kesalahan kata dalam penulisan karena itu adalah murni dari kesalahan saya. Wassalamualaikum Wr. Wb



Baca Juga :